banner

Jalin koneksi insyaallah akan menambah rezeki DDDDDD heri_eternity@yahoo.co.id / heri.widiyantoro@gmail.com Telp./WA. 081234115971

Cari disini

Kamis, 26 Juli 2012

TERMASUK MANAKAH HATI KITA


Secara umum, manusia memiliki tiga potensi penting. Potensi pertama adalah potensi fisik. Jika potensi ini mampu dikelola dengan baik, Insya Allah, akan menjadi manusia yang kuat dan produktif. Potensi kedua adalah akal, dan inilah yang membedakan kita dari makhluk Allah lainnya. Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah sesuatu yang dapat menentukan mulia atau tidaknya seorang manusia. Jadi, apa yang bisa membuat orang mulia? Inilah Potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orang mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan Hati atau Qalbu. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Dengan kebersihan hati, Insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih brilian, dan gagasan pun lebih cemerlang. Hati merupakan pengendali diri manusia, manakala hatinya baik, maka ia bisa mengendalikan dirinya kepada hal-hal yang baik, dan menahan untuk berbuat kemungkaran. Namun banyak pula manusia yang kehidupannya tidak terkendali, ia tergelincir kepada lembah kehinaan, karena hatinya telah tertutup, tidak bisa melihat mana yang haq dan mana yang bathil.  Hati adalah elemen terpenting dalam diri manusia, karena dengan hati ini, manusia dilebihkan oleh Allah dari makhluk Allah yang lainnya. 

Betapa hati sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang, sampai Allah memberikan penjelasan kepada kita, bahwa hati manusia itu terbagi 3 bagian yang saling bertolak belakang satu dengan yang lainnya, yaitu Qolbun mayyit (hati yang mati), Qolbun mariidh (hati yang sakit), dan Qolbun saliim (hati yang sehat).

Qolbun mayyit (Hati Yang Mati)

Manusia yang memiliki tipe hati seperti ini adalah mereka yang tidak dapat lagi melihat mana yang benar dan mana yang salah. Telinganya tuli, matanya sudah dibutakan dan semua panca indranya sudah tidak berfungsi lagi, karena hatinya tidak dapat menunjukkan tugas masing-masing indranya. Ia laksana mayat hidup yang hanya akan membuat kerusakan di muka bumi. Nasehat-nasehat sudah tidak bisa didengarnya, pelajaran-pelajaran sudah tidak dapat ia cerna untuk dilaksanakan, apalagi berusaha memperbaiki diri sendiri, itulah tipe-tipe orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Hidupnya senantiasa dihabiskan untuk kepentingan dunia, terpesona oleh keelokkan dunia. Tidak memahami darimana ia berasal dan kemana ia akan kembali, serta tidak menyakini bahwa ada kehidupan sesudah kehidupan dunia. Kehidupannya senantiasa dihiasai dengan hal-hal kejahiliahan, perasaannya tidak tenang manakala tidak melanggar aturan Allah, ia menganggap segala perbuatannya tidak ada yang mengawasi sehingga bebas berbuat semaunya.  Tak terpikirkan apakah perbuatannya itu akan merugikan diri sendiri, terlebih lagi orang lain. Golongan ini, tidak akan luluh  dan senantiasa acuh jika diingatkan tentang kebesaran Allah.

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman [QS Al-Baqarah :6]

Mereka cenderung membutakan diri terhadap ayat-ayat Allah. Mungkin ini yang dikatakan Allah didalam surat Al-Baqarah ayat 7 dan Surat Yaasiin:9,

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat [QS Al-Baqarah :7]


Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat [QS Yaasiin:9].
 

Qolbun mariidh (Hati Yang Sakit)

Manusia yang tergolong dalam Qalbun Mariidh adalah mereka yang hatinya selalu dipenuhi oleh sampah-sampah rohani dan kebusukan, dengki dan benci, kikir, ataupun buruk sangka terhadap orang lain. Hatinya selalu semarawut, kusam dan kusut. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir karena lumut. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir. Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa mungkin. Golongan ini akan senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, tidak senang melihat orang lain berbahagia, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, kikir, dan sampah hati lainnya yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dibersihkan dan dihilangkan. Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun juga. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia tidak akan disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Apakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, berhati sakit, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya. Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa. Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An-Najm: 39). Karena itu, segeralah bertaubat bagi mereka yang mempunyai hati yang sakit. Sungguh Allah Allah akan menambah penyakit dalam hati kita, jika kita tidak mensegerakan diri untuk bertaubat kjepada Allah.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta [QS Al-Baqarah:10].


Qolbun saliim (Hati Yang Sehat)

Orang-orang yang tergolong dalam golongan ini adalah mereka yang hatinya selalu terpelihara dan tertata dengan baik, tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, senang dan menyenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Dzat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla. Hatinya selalu selalu dekat dengan Allah. Melakukan perbuatan amaliyah hanya mengharapkan Ridho’ Allah, bukan pujian terlebih lagi imbalan. Setiap detak jantungnya selalu ingat kepada Allah. Selalu berbaik sangka kepada orang lain, lebih-lebih kepada Allah. Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut nama-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, maka hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat apapun, diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan senyuman dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapii masalah. Orang yang hatinya tertata rapi adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak. Sementara itu ia akan terus berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, sum’ah dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baik tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya. Berbahagialah orang-orang yang tergolong kedalam golongan orang yang berhati bersih, karena Allah akan selalu menjaga dan melindunginya baik didunia maupun diakhirat kelak.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh membersihkan hatinya dari sampah-sampah hati, karena ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat. Sebaliknya alangkah malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan kebahagiaan dan menikmati hidup tenteram, nyaman, dan lapang.

Akhirnya, marilah kita senantiasa mengevaluasi diri kita. Termasuk golongan manakah hati kita ini. Qalbun Mayyit, Qalbun Mariidh, atau Qalbun Saliim?. Jikalau hati kita termasuk hati yang mati, maka banyaklah memohon ampun kepada Allah, karena Allah lebih mengutamakan pintu ampunan daripada pintu adzab-Nya. Innallaha ghafuururrahim, Sesungguhnya Allah maha pengampun. Karena itu yakinlah bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa kita, sekalipun sebesar gunung uhud. Jikalau kita termasuk kedalam golongan manusia yang berhati sakit, maka banyaklah mengingat Allah dan berdzikir kepada Allah. Karena sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tenang, Alaa bidzirillahi tathmainnul quluub. Jangan pernah mengotori hati dengan riya’, ujub, sum’ah, takabbur, iri, benci, dengki, hasut, atau buruk sangka kepada orang lain terlebih kepada Allah. Ingatlah bahwa kita hidup dimuka bumi ini, sebagai khalifah, penjada dan pelestari. Kita hidup bermasyarakat yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain, bukan sebagai pemangsa yang selalu memanfaatkan kelemahan orang lain. Dan bagi golongan orang yang berhati sehat, maka senatiasalah bersyukur kepada Allah atas hidayah dan karunia yang telah diberikan Allah, berupa kebersihan hati. Karena tidak semua manusia mendapatkan kemuliaan berupa Qolbun saliim. Tidak ada kenikmatan yang lebih berharga selain ketetapan iman dan Islam didalam hati kita. Sungguh maha besar Allah yang telah memberikan kemulian kepada hamba-hambaNya.

Marilah kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang bersih, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai, betapapun aneka masalah mendatangi kita, sama sekali tidak akan pernah membuat diri ini terjebak dalam kesulitan hidup, karena selalu mampu menemukan jalan keluar terbaiknya, dengan izin Allah rabbul ‘alaamin. Insya Allah!

-----   ***   -----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar